Hospital Playlist drakor wajib tonton untuk para Dokter.

Hi, saya dr. Featric Anju, seorang dokter yang saat ini bertugas di sebuah kabupaten di Kalimantan Timur. Izinkan saya mereview sebuah drama Korea untuk teman-teman sejawat, atau teman-teman yang berkarir di dunia Kesehatan. Namanya Hospital Playlist, drama Korea tepatnya Korea Selatan buatan Shin Won-Ho tahun 2020. Drama Korea ini tepat ditayangkan disaat dunia di landa Pandemi COVID-19.

-

Awalnya saya yang tidak begitu suka dengan drama Korea, disarankan oleh adik dan teman saya untuk menonton drama korea ini. Saya pikir "ah mereka menonton itu pasti karena senang melihat cowok-cowok korea yang putih-putih dan ganteng-ganteng.". Tetapi karena saya tidak memiliki opsi tontonan saya pun mencoba untuk menonton.

Setiap episode memiliki durasi yang cukup lama, satu jam lebih, awal-awal episode sangat membosankan, berisi banyak tentang istilah medis, dan bagaimana drama pekerjaan medis yang menurut saya membosankan (seperti film yang sudah-sudah). Tokoh-tokoh pemeran korea tersebut pun agak sulit saya cerna, karena namanya susah dihafal dan mereka mirip-mirip wajahnya (maafkan daku). Sampai episode 3, "sparks" yang saya harapkan tidak kunjung muncul dari film tersebut. Saya sempat tidak meneruskan lagi film tersebut.

Namun saat saya mendengar podcast: Thirty Days of Lunch, dimana bintang tamunya Dian Sastro saat itu membahas industri perfilman, beliau yang merupakan aktris legenda Indonesia merekomendasikan film ini. Dia memang menyebutkan bahwa drama ini sangat hangat, dan beliau memang menyebutkan bahwa kita harus bersabar sampai episode yang ketiga, karena episode awal masih tentang perkenalan, setelah episode ketiga drama ini mulai menunjukan "kehangatannya".

Akhirnya saya mencoba melanjutkannya.

Dan memang benar, "kehangatan" itu mulai muncul, bahkan kehangatan ini mungkin sangat meresap buat para tenaga medis, khususnya Dokter, karena apa yang dilakukan kelima dokter ini pasti pernah dirasakan oleh teman-teman sejawat, mengapa?

1. Hangatnya Persahabatan.

Ini merupakan kunci dari film ini, mengapa banyak menyukai film ini. Persahabatan para dokter-dokter ini yang menjadi daya tarik. Persahabatan yang tidak dibuat-buat, tidak dibikin untuk menciptakan sebuah suasana persahabatan palsu. Kelima dokter ini berawal di universitas Medis yang sama, cara bertemu mereka pun unik, dimana mereka bersama-sama kabur dari ospek atau orientasi mahasiswa baru, mirip sama pengalaman para kita dulu saat menjadi mahasiswa kedokteran. 

Pertemuan awal

Orientasi mahasiswa Kedokteran di seluruh Indonesia saya rasa memiliki cerita tersendiri buat para dokter-dokter di Indonesia. Orientasi biasa dimana sebagai ajang pertunjukan talenta, pamer, dan kejadian-kejadian memalukan. Hal ini biasanya yang buat para mahasiswa-mahasiswi baru malas untuk mengikuti kegiatan ini. Di kegiatan ini juga tempat dimana kita bertemu dengan teman-teman baru, berlatar belakang yang baru. Kita akan bertemu dengan teman-teman yang memiliki "tampang" unik, dimana mahasiswa-mahasiswi Kedokteran banyak yang kutu buku, jadi untuk gaya pasti memiliki gaya yang lucu. Di pertemuan awal mereka, film ini menjelaskan sekali secara detail dan tidak berlebihan bagaimana kelima dokter ini, sehingga sangat relate menurut saya.

Persahabatan mereka ini bukan seperti persahabatan bagai kepompong yang diharapkan pemirsa, tidak berlebihan. Mereka biasa memaki, dan mengejek-ngejek kehidupan pribadi temannya, namun tetap menghargai keputusan orang tersebut. Teman-temannya tidak ikut campur dalam pengambilan keputusan. Tidak ada drama-drama lebay dalam kehidupan persahabatan, mereka tetap menjalani kehidupan masing-masing, pekerjaan masing-masing, namun tetap saling mendukung, dan nongkrong. Mereka punya ritual ngeband bareng, dan karaokean loh. Anak Kedokteran banget. Lepas penat cuma buat Karaoke atau nyanyi walaupun suara fals.

2. Karakter yang sangat Manusia.

Ini juga yang saya suka, tokoh-tokoh atau pemeran utama film ini memang manusia sekali, karena memang dokter juga seorang manusia pada umumnya. Setiap karakter memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang paling spesial, tidak ada yang terbaik.


Ik-joon yang merupakaan seseorang yang suka bergaul, suka nongkrong dimana-mana, seseorang yang setiakawan, dan hebatnya dia JENIUS. Kita selalu memiliki teman yang terlihat seperti ini, kerjanya main-main dan nongkrong, namun tetap berprestasi di kampus.


Jong-Won adalah spesialis bedah anak, seseorang yang sangat menyukai anak kecil, dan memiliki sifat lugu dan polos. Jong-Wan juga sangat, sangat religius, biasanya teman-teman kita seperti ini suka ilmu kesehatan anak. Karena keluguannya ini juga Jong-Won sulit dapat pacar!


Joon-Wan adalah seseorang yang pintar tetapi sangat "galak" ke junior, si manusia dingin yang tidak tau cara berkomunikasi dengan baik, terkesan tidak memiliki empati karena langsung mengucapkan fakta-fakta. Kita pasti memiliki teman seperti dia, ngomongnya frontal!


Seok-Hyung ini juga sering kita ketemu jenis manusianya, punya kepribadian introvert, alias penyendiri dan tidak suka bergaul. Dia suka menikmati waktu luangnya sendiri, dengan nonton film di rumahnya saja dibanding ngumpul bareng temannya.


Song-Hwa ini satu satunya dokter perempuan, merupakan dokter spesialis bedah saraf. Salah satu spesialis yang sulit di dunia kedokteran, kerjanya membutuhkan waktu 12-24 jam di meja operasi. Song-Hwa menunjukan asli sosok dokter perempuan yang memang punya etik kerja yang tinggi. Biasanya dokter-dokter perempuan sperti ini sangat gila kerja, seorang wanita karir dalam bidang kedokteran.


Dan banyak lagi tokoh-tokoh pendukung di film ini juga yang unik, seperti residen PPDS yang sering dibully dokter spesialis, atau nasibnya naas, bahkan konyolnya adik-adik koass atau mahasiswa kedokteran yang sedang belajar magang yang ditunjukan seperti kenyataan di dunia medis. 

3. Profesionalisme para Dokter.

Film ini juga menunjukan  keprofesionalan dalam bekerja di bidang medis. Tidak muluk-muluk, dan berlebihan. Mengacu pada profesionalisme dunia medis itu sendiri. Menunjukan kehidupan nyata para dokter-dokter, kecuali fasilitas rumah sakit disana dan mudahnya menjadi spesialis. Karena Kedokteran disana pasti lebih maju dan berkembang dibanding Indonesia.

Dalam cerita ini seringkali ditunjukan bahwa para dokter yang selalu memikirkan pasien dibanding keluarganya. Ik-joon yang merupakan seorang single parent, rela untuk mengorbankan waktu bersama anak kesayangannya Woo-joo untuk menangani pasien. Song-Wa dan Joon-Won, bisa dipanggil ke rumah sakit disaat menikmati hobby mereka seperti hiking atau sedang lari marathon. Jong-Wan tidak bisa mengantar pacarnya ke bandara karena sedang melakukan operasi kasus rumit. Bahkan doi tetap berfokus pada kasus yang ditangani dibanding kepergian pacarnya.

Seok-Hyung yang terkenal pendiam dan penyendiri sehingga kadang terkesan dingin, ternyata memiliki empati yang hebat, dalam spesialisasinya dibidang Kebidanan dia berkali-kali membuat pasiennya yang notabene calon ibu atau orang tua tetap bahagia, dan bersabar. Dia menempatkan dirinya di posisi ibu tersebut, padahal dia seorang lelaki. Begitu juga Ik-joon yang pernah menyelamatkan seorang perempuan yang ternyata memiliki depresi hidup, Ik-Joon tidak segan untuk bercerita tentang pengalaman hidupnya yang juga gagal agar menyemangati ibu tersebut. 


Sehingga film ini sangat cocok juga untuk sebagai pengingat kita para dokter-dokter untuk bertindak maksimal untuk melayani pasien. Karena "hangatnya" rasa terima-kasih pasien berkali kali ditunjukan di film ini, realita yang sering kita rasakan saat melihat pasien sembuh, dan berterimakasih kepada kita. 😇


Film ini memberikan kehangatan akan persahabatan, keluarga, cinta dan kehidupan pekerjaan medis, yang saya rasa saat ini dokter-dokter Indonesia yang saat ini butuh, hiburan dan rasa semangat dibidang kesehatan karena saat ini dunia, khususnya di Indonesia sedang diserang Covidiot, atau orang-orang yang bebal dan tidak segan mendeskritkan kedokteran bahkan bisa membuat sedih kita, karena saat ini berjuang di era Pandemi ini. 

Buat saya film ini bisa menghibur sekaligus penyemangat saya untuk tidak putus asa akan kemanusiaan di saat ini.


Silahkan menikmati tontonan ini, jangan stigma negatif seperti saya, karena berbau korea-korea itu lebay dan lain lain. Bertahanlah hingga episode 3, anda akan merasakan kenikmatan film ini setelah episode tersebut.


Satu lagi, mengapa judulnya Hospital Playlist? Karena drama ini diisi juga dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh tokoh utama(mereka jago bermusik juga lho), sehingga membentuk Playlist, atau list lagu. Judul sebenarnya adalah Wise Doctor Life.


Ini momen dan lagu kesukaan saya disaat mereka bermain musik.




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.